CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 20 November 2007

TUHAN TOLONG LAH AKU

dada ini terasa sesak.....
tak tahan mata ini menghadang dadai airmata....
aku tak bisa lagi .........
aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.......

Tuhan.......
jantung ini terasa ingin berhenti berdetak....

Tuhan......
apa lagi yang harus aku lakukan ???

Tuhan.....
apa yang bisa ku perbuat untuk menggantikan setiap pertolongan MU....

saat ini aku butuh pertolongan MU......
Tolong lah aku Tuhan......

aku menyerah dengan segala keterbatasan ku.....
aku menyerah.....
aku menyerah.....

.......................................................................................................................................................................

segala sesuatu berasal dari firman.....firman hidup jika kita meyakini firman dan menghidupi nya didalam hati kita..... firman menjadi dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan firman yang menjadi bukti segala sesuatu yang belum kita lihat....

Minggu, 07 Oktober 2007

The Purpose Driven Career Life

The Purpose Driven Career Life

Mazmur 139:16

Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Satu kali dalam kelas sekolah Minggu, sang guru menyuruh anak-anak untuk membuat bentuk apa saja sekehendak mereka dengan bahan yang diberikan. Setelah selesai, sang guru berusaha menebak bentuk apa yang mereka buat.

"Joel, bikin tongkat ya?" tebak sang guru.
"Lho bukan, ini kan pedang!" protes sang anak.

Inilah masalahnya, hanya yang membuat tahu apa tujuan dari buatannya. Dan seperti halnya tiap-tiap bahan jadi bentuk yang berbeda-beda di tangan anak-anak, Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan tujuan spesial dan unik. "Masing-masing kita ini ‘costum made'," kata Rick Warren.

Alkitab menuliskan dengan indah, "Engkau melihat aku sebelum aku dilahirkan dan telah menjadwalkan hari-hari hidupku sebelum aku mulai bernafas. Setiap hari-hariku sudah tercatat dalam bukuMu!" (terj. Bebas Mzm 138:16). Dia telah menetapkan sebuah destiny untuk masing-masing kita, dan tujuan hidup kita adalah untuk memenuhi destiny tersebut. Bagaimana kita tahu destiny apa yang harus kita penuhi? Allah akan menuntun kita! Mungkin tidak selalu dalam bentuk ramalan masa depan seperti "Tahun depan kamu akan jadi manajer", atau "Kamu akan jadi insinyur". Tapi, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan hidup kita bagi tujuan-Nya, adakan mimpi-Nya, Allah akan menuntun kita untuk memenuhi destiny-Nya.

Tuhan menenun Anda dengan satu tujuan, menjadi pribadi yang berharga, unik, dan spesial.

Rabu, 03 Oktober 2007

Berpikir Bijaksana

Berpikir Bijaksana
2007-09-21
- Jawaban.com -

Yakobus 1:5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Seorang pemburu pergi ke hutan membawa busur dan tombak. Di balik pohon dia menunggu sasarannya sambil berkhayal pulang membawa seekor rusa. Tak lama menunggu, seekor kelelawar besar yang kesiangan hinggap di pohon di depan si pemburu, namun ia mengabaikannya. Tidak lama, seekor babi lewat dan berhenti di sampingnya. Pemburu itu menggerutu berharap babi itu segera pergi.

Setelah agak lama pemburu menunggu, tiba-tiba terdengar langkah kaki binatang. Ia mulai siaga, tapi ternyata... hanya seekor kijang. Iapun membiarkannya lewat. Baru setelah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tapi sang pemburu sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, "Rusa!" sehingga rusapun kaget dan lari sebelum ia menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh yang diinginkannya. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu berharga. Tidak jarang orang-orang seperti itu akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa logika yang sehat. Tapi ingatlah bahwa Tuhan mengajarkan kita setia pada perkara-perkara kecil lebih dulu sebelum dipercayakan perkara yang besar. Dengan penuh hikmat, marilah kita belajar berpikir bijak sebelum mengambil keputusan.

Orang bijak dapat melihat sesuatu yang berharga dalam setiap kesempatan yang ada.

Jumat, 28 September 2007

Tertawa 20 Menit=Olahraga 2 Jam


Tertawa 20 Menit=Olahraga 2 Jam


Ketua Anand Krisna Center (AKC) Semarang dr Djoko Pramono mengungkapkan, tertawa selama 20 menit setara dengan berolahraga ringan selama dua jam. Peredaran darah lancar, oksigen dalam tubuh meningkat.

Menurut Djoko Pramono, dengan tertawa peredaran darah dalam tubuh akan lancar, kadar oksigen dalam darah meningkat. Selain itu, menurut dia, tekanan darah akan normal. Olahraga memang perlu, namun tertawa secara teratur juga dapat menjadi alternatif berolahraga.

Bagi orang yang beresiko terkena sakit jantung, dapat pula memanfaatkan terapi tertawa. Pasalnya, selain dapat memijat paru-paru dan jantung, juga dapat mengurangi resiko sakit jantung.

Bahkan, kata dia, tertawa dapat menjadi penenang alami. "Saat tertawa tubuh kita memang akan menghasilkan hormon endorphine yang memberikan rasa nyaman bagi tubuh (sebagai penenang alami)," katanya.

Untuk itu, dia mengajak semua orang untuk tertawa. Apalagi, sebagian besar stres akibat tekanan hidup yang semakin menghimpit dan aktivitas yang padat, yang biasanya diderita orang perkotaan perlu pelepasan untuk melonggarkan dada.

Ia mengatakan kita bisa mengatasi stres dan segala persoalan dengan terapi tertawa. Bahkan, tertawa dengan cara dipaksa pun akan membawa kebaikan bagi kesehatan, demikian sumber Antara melaporkan.


Jangan Takut Menangis

Jangan Takut Menangis


Ketika kita dihadapi oleh berbagai masalah yang membuat kepala kita pusing, adalah wajar jika kita membutuhkan seseorang untuk berbagi. Selain bisa merasa lebih lega, mungkin saja ia bisa membantu kita memberikan solusi. Tetapi sering pula kita mengalami kesulitan mengungkapkannya, dan alih-alih yang muncul adalah air mata atau menangis.

Menurut Dr William Frey dari Minnesota, menangis dapat membuat seseorang merasa lebih baik karena air mata yang keluar berfungsi menghapus ketegangan syaraf pada tubuh, yang salah satu penyebabnya adakah stres, karena terbeban masalah. Air mata itu sendiri sebenarnya terbagi dua :

1. Air mata iritasi, air mata yang keluar karena ada benda asing yang masuk ke mata.

2. Air mata emosional, air mata yang keluar karena dorongan emosi atau perasaan.

Jika stress dianalogikan seperti racun, maka jika tidak dikeluarkan dari tubuh akan menurunkan sistem kekebalan tubuh dan proses biologis lainnya. Proses pengeluaran racun dari dalam tubuh biasanya adalah ketika kita berkeringat dan menangis. Selain melegakan, menangis itupun sehat.

Alasan lain kenapa orang merasa lebih baik menangis saat emosional adalah karena air mata yang keluar mengandung lebih banyak protein termasuk hormon penyebab stress. Dengan aktivitas menangis ini, air mata yang keluar akan menstimulasikan produksi hormon endorphin, sehingga muncullah rasa lebih baik pada diri kita.

Menyadari fungsi airmata, tak heran para psikolog merekomendasikan 'menangis' sebagai langkah awal untuk memulai penyembuhan stress Anda. Jadi jika memang Anda merasa tidak sanggup menahannya, menangislah...itu akan melegakan Anda

Rabu, 26 September 2007

The Cross















Mencintai Atau Dicintai ????

Mencintai atau Dicintai?

"Lebih baik kalau kamu dicintai laki-laki, karena lama-lama kamu pasti bisa luluh dan nanti kamu juga bisa mencintai dia... daripada kamu mencintai dan mengejar laki-laki... kalau nggak bersambut nanti kamunya yang sakit..." Pernah menerima advice semacam itu dari sahabat wanita atau ibu anda?

Nasehat itu ada benarnya, tapi tidak bisa juga disebut 100% benar... sebuah relationship disebut "relationship" karena hubungan itu dijalin oleh 2 orang yang terlibat di dalamnya. Ada 2 pihak yang "saling", bukan hanya 1 pihak saja. Relationship adalah bentuk hubungan 2 arah, bukan hanya 1 arah. Jika hanya 1 pihak yang mencintai, apakah itu bisa disebut sebagai relationship? Jika hanya 1 pihak yang memberi dan pihak lainnya hanya terus menerima, apakah itu bisa disebut sebagai relationship?

Adanya tekanan dari lingkungan sosial maupun dari keinginan pribadi untuk segera mempunyai pasangan dan menikah, seringkali membuat wanita menjadi terburu-buru untuk memulai hubungan dan atau meresmikan hubungan dengan pria. Bahkan sekarang, pihak wanita yang bergerak lebih dulu untuk "menembak" atau menyatakan perasaannya kepada pihak pria juga sudah tidak dianggap hal yang tabu lagi seperti dahulu. Sementara itu, ada juga para wanita yang memegang prinsip bahwa sudah sewajarnya pria-lah yang memulai dan "memperjuangkan" wanita, bukan sebaliknya. Nasehat seperti yang tertulis di atas itulah salah satu buktinya.

Alasan mengapa nasehat itu sebagian benar, karena pada dasarnya seorang pria diciptakan untuk menjadi pemimpin, untuk menjadi kepala keluarga. Pria memang didesain untuk menjadi seorang "pejuang". Jika seorang pria mempunyai satu tujuan dan dia melihat bahwa sesuatu itu penting untuk diperjuangkan, maka dia akan maju dan "berjuang" dengan sendirinya. Hal ini juga berlaku dalam relationship dan hubungan dengan wanita. Seorang pria mungkin membutuhkan nasehat dan dorongan dari pihak lain dalam memulai serta membina hubungan dengan wanita yang dia ingin dekati, karena tidak semua pria terbiasa bergaul dengan banyak teman wanita atau mengetahui bagaimana cara bersikap pada seorang wanita yang spesial. Namun ini adalah sebuah proses yang wajar, yang harus dilalui oleh seorang pria, agar dia dapat bersikap seperti seharusnya seorang pria bersikap. Jika pihak wanita terburu-buru dan mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh pria, ada beberapa konsekuensi yang mungkin akan menjadi sesuatu yang mengganjal di hati salah satu pasangan atau keduanya dan menjadi masalah di kemudian hari, karena hal ini tidak sesuai dengan rancangan awal Tuhan mengenai peranan pria dan wanita.

Nasehat itu juga tidak sepenuhnya benar, karena sebuah relationship merupakan hubungan yang dijalin oleh seorang pria dan wanita yang saling mencintai. Mungkin nasehat di atas populer pada generasi orang tua atau kakek nenek kita, terutama saat seorang wanita ingin memutuskan dengan siapa dia akan menikah. Namun menuruti nasehat itu sepenuhnya juga bisa berarti gambling, karena jika seorang wanita mau saja menikah asalkan pihak prianya "cinta mati" pada dia (sementara dia tidak mempunya perasaan apapun), dia tidak tahu pasti apakah nantinya dia juga akan mencintai pria ini atau tidak. Kalau iya bagus, tapi kalau tidak? Padahal pernikahan adalah komitmen seumur hidup... 24 jam sehari, 7 hari seminggu, setiap hari mereka akan terbangun di tempat tidur yang sama... apakah bukan "penderitaan" namanya jika kita terpaksa harus menghabiskan sisa hidup kita dengan seseorang yang tidak kita cintai? Belum lagi konsekuensi psikologis yang mungkin timbul karena pasangan anda merasa tertipu ketika mengetahui bahwa anda tidak pernah mencintainya...

Memang cinta bukanlah satu-satunya alasan untuk menikah, cinta juga bukan satu-satunya dasar bagi sebuah relationship, karena dalam pernikahan, cinta harus bergandengan tangan dengan komitmen, saling menghormati dan tanggung jawab. Namun tanpa cinta, sebuah relationship bukanlah relationship yang dalam dan bermakna... karena Tuhan menginginkan seorang pria dan seorang wanita yang Dia satukan dalam pernikahan dapat hidup berbahagia, dan rancanganNya tentang pernikahan itu indah. Mengapa kita mau menerima kualitas yang tidak terlalu baik padahal Tuhan ingin kita menikmati kualitas yang terbaik?

Mencintai atau dicintai? Dua-duanya adalah pilihan yang tepat jika anda mengalaminya secara bersamaan dengan satu orang yang tepat...

Selasa, 25 September 2007

Tangan Tuhan

Tangan Tuhan


Yesaya 59:1
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;


Pada saat tahun baru Cina, sebuah gereja memiliki kebiasaan untukmempersiapkan manisan yang akan dibagikan kepada anak-anak yang datang ke gereja itu dan merayakan Imlek. Ini sebetulnya merupakan kebiasaan masyarakat Cina, yakni pada saat mereka merayakan hari-hari pesta seperti tahun baru atau moon festival, mereka akan menghidangkan makanan istimewa. Di tahun baru merekapun menyiapkan manisan-manisan khusus, dan diharapkan pada saat-saat istimewa seperti ini semua orang berusaha untuk berbicara tentang topik yang baik serta bertingkah laku yang baik dan sopan (berbicara dan bertingkah manis).

Semua anak nampak gembira dan bahagia dengan semua manisan yang ada. Namun di antara mereka ada satu anak yang nampak murung. Gembala Sidang setempat merangkulnya dan menyuruh dia mengambil sendiri manisan yang tersedia. Ia tetap saja diam sambil matanya memperhatikan manisan yang ada.

"Apakah ia tak ingin manisan yang ada?" Hamba Tuhan itu bertanya dalam hati. Namun dari pancaran matanya hamba Tuhan itu bisa melihat bahwa anak ini ingin mendapatkan manisan tersebut. Hamba Tuhan itu mengambil inisiatif, menggenggam manisan yang ada dan memberikannya kepada anak tesebut. Ia langsung menerima manisan itu dengan dua tangannya yang kecil. Wajahnya bersinar dan ia nampak gembira lalu berlari ke arah ibunya yang memperhatikan kami dari kejauhan.

Sang ibu bertanya kepada anaknya, "Sayang, mengapa engkau tidak mengambil sendiri manisan itu?"

Sambil memperhatikan manisan yang penuh mengisi kedua belah tangannya ia menjawab, "Karena tangan pak Gembala besar, sedang tanganku terlalu kecil. Manisan yang diberikan pak Gembala ini pasti lebih banyak daripada kalau saya sendiri yang mengambilnya." Luar biasa, sungguh anak yang pintar!!!

Tangan Tuhan sudah pasti jauh lebih besar dari tangan Anda. Segala sesuatu ada dalam genggaman tanganNya. Ketika Anda menghadapi segala problema hidup dan hanya mengandalkan kekuatan telapak tangan yang kecil, Anda pasti akan kecewa. Namun bila Anda meletakkan semuanya pada tangan Tuhan, maka Anda akan menerima lebih banyak dari kelimpahan rahmatNya. Tangan Tuhan adalah kekuatan kita.

Apakah Engkau Yesus

Apakah Engkau Yesus

Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Beberapa tahun silam diadakan pertemuan para salesman di kota Chicago selama beberapa hari. Usai penutupan pertemuan tersebut, para manager sales dari berbagai kota di Amerika itu buru-buru menuju pelabuhan udara. Pertemuan yang sempat molor lumayan lama itu rupanya membuat para manager sales ini harus bergerak cepat agar jangan sampai ketinggalan pesawat yang tiketnya telah mereka beli.

Para manager sales yang terburu-buru itupun berlari-lari menerobos pintu airport. Sayangnya salah satu dari mereka secara tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Seketika itu juga, apel-apel di atas meja tersebut berhamburan ke mana-mana. Tampak tidak seorang pun dari para manager sales itu yang menghentikan langkahnya. Semua tampak tergesa-gesa memasuki pesawat yang bersiap untuk tinggal landas itu.

Namun ada satu yang berhenti. Ia kemudian menghela napas panjang dan bergumul dalam hatinya. Ia merasa kasihan terhadap gadis penjual apel tersebut. Ia meminta rekan-rekannya untuk meninggalkannya di situ. Tidak lupa ia juga menyampaikan pesan agar salah satu rekannya mengabarkan kepada istrinya bahwa ia terpaksa mengambil penerbangan selanjutnya.

Ia kemudian kembali ke tempat di mana apel tadi berceceran. Seketika itu juga hatinya trenyuh mengetahui bahwa gadis penjual apel itu buta. Gadis berumur sekitar 16 tahun itu sedang menangis tersedu-sedu sambil berusaha mengumpulkan apelnya yang berceceran di lantai. Tampak betapa sulitnya gadis ini berusaha meraih apel di tengah-tengah orang yang bersliweran di jalan itu. Tidak terlihat satu pun orang yang berhenti dan membantunya. Tidak seorang pun peduli kepada gadis buta ini.

Sang manager ini kemudian berlutut di sampingnya dan membantu sang gadis mengumpulkan apel-apelnya. Ia juga membantu sang gadis ini memasukkan apel tadi ke dalam keranjang dan sebagian lainnya dipajang di meja seperti semula.

Sang manager sales ini kemudian melihat bahwa banyak sekali apel yang rusak akibat jatuh dan terinjak orang. Apel-apel yang rusak ini kemudian dipisahkannya ke keranjang lainnya. Ia juga memberikan uang sebanyak 20 dolar kepada sang gadis buta, penjual apel ini. "Ambillah uang ini sebagai ganti atas apel yang rusak", katanya.

Kemudian ia memandangi wajah gadis tersebut dengan penuh rasa empati dan bertanya, "Kamu baik-baik saja kan?" Sang gadis itu mengangguk dan masih berlinang air mata. Sang manager ini melanjutkan kalimatnya, "Saya berharap kejadian ini tidak merusak keceriaanmu hari ini."

Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..." Sang manager ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua mata gadis yang buta itu. Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau ini Yesus?"

Sang manager ini begitu terpana. Kemudian dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah engkau Yesus?"

Cerita ini sungguh menyentuh hati saya. Cerita ini juga seakan hendak mengingatkan kita agar sebagai orang Kristen kita tidak hanya pandai berbicara tentang Yesus tetapi juga mampu meneladani kehidupan Yesus agar kita menjadi semakin serupa dengan Dia. Kitab Suci berkata : "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29)

Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus yang hidupnya bertolak belakang dengan ajaran Kristus. Hidup kita tidak menjadi berkat, bahkan menjadi kutukan bagi orang di sekitar kita. Kehadiran kita tidak membuat mereka bertambah baik namun bertambah buruk. Kehadiran kita tidak memberikan nilai tambah melainkan nilai minus bagi kehidupan mereka.

Saya pernah mendengar kisah seorang pendeta yang setiap pagi berdoa agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain. "Bapa, tolonglah saya hari ini untuk tidak menambah masalah orang lain," demikian bunyi doanya yang sangat sederhana. Ini mirip sekali dengan nasihat seorang sahabat yang kemudian saya jadikan salah satu prinsip hidup saya: "Jika saya tidak bisa menguntungkan Anda maka saya akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak merugikan Anda".

Oleh karena itulah hari-hari penting dalam hidup kita (misalnya ulang tahun dan tahun baru) dan juga hari-hari penting bagi umat Kristiani - seperti Natal dan Paskah - seharusnya tidak sekedar menjadi pesta rutin tahunan melainkan masuk ke hal yang lebih esensial dan menjadi sebuah ajang untuk berefleksi: sejauh mana hidup saya telah memancarkan kasih Kristus kepada mereka di sekitar saya? Siapa saja orang-orang yang kehidupannya bertambah baik dengan kehadiran saya? Siapa lagi orang yang bisa saya bantu agar mereka menjadi lebih baik dari hari ke hari?

Hidup sebagai pengikut Kristus akan jauh lebih bermakna jika kita sungguh dapat memancarkan kasih Kristus di mana pun kita saat ini berada. Dengan demikian, orang akan tahu bahwa Anda dan saya adalah pengikut Yesus. Tuhan memberkati selalu